Kamis, 06 Maret 2014

contoh askeb patologi infeksi payudara


by aynunadhyl



KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Infeksi Payudara”  dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta menambah wawasan tentang masalah pada ibu nifas dengan infeksi payudara , dimulai dari pengenalan definisi, gejala, penyebab, factor resiko, dan penatalaksanaannya.Penulisan makalah ini di dasarkan pada data sekunder  dari beberapa informasi baik dari buku maupun internet yang membahas tentang ibu dengan infeksi payudara.
Saya berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentang nifas dengan infeksi payudara. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran  saya harapkan  demi kesempurnaan makalah ini..

                 



Kolaka , 6 Maret 2014

Nur ainun asmawati syam









DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………….2
1.3  Tujuan……………………………………………………………………...2

BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi……………………………………………………………………..3
2.2 Penyebab…………………………………………………………………...4
2.3 Etiologi………………………………………………………………..........5
2.4 Gejala-Gejala……………………………………………………………….7
2.5 Penatalaksanaan…………………………………………………………….8
2.6 Pencegahan………………………………………………………………....9
BAB III PENDOKUMENTASIAN (SOAP)
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...10
3.2 Saran……………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi.
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham akan masalah itu, kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja. Masalah dari ibu yang sering timbul selama menyusui dapat dimulai sejak masa kehamilan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara kemerahan area payudara yang membengkak,demam,menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi stafilokokus aureus.
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mamma .Infeksi terjadi melalui luka pada putting susu,tetapi juga melalui peredaran darah.Penyakit yang menyerang payudara ternyata tidak hanya kanker saja ,ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya.Yaitu mastitis atau biasa disebut dengan radang payudara.
1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian infeksi payudara ?
b.      Apa saja penyebab infeksi payudara ?
c.       Apa saja gejala-gejala infeksi payudara ?\
d.       Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara ?
e.       Cara pencegahan infeksi payudara ?
1.3 Tujuan
a.       Untuk mengatahui pengertian infeksi payudara
b.      Untuk mengetahui Apa saja penyebab infeksi payudara
c.       Untuk mengetahui Apa saja gejala-gejala infeksi payudara
d.       Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara
e.       Untuk mengetahui Cara pencegahan infeksi payudara



BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan(Mastitis) pada mammae, Infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi juga melalui peredarahan darah. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tidak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tidak kalah berbahayanya. Yaitu mastitis atau biasa juga disebut dengan radang payudara.
Mastitis ini biasanya diderita oleh ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena ibu tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa terjadi pada satu atu kedua payudara sekaligus.
Mastitis merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudara yang membengkak, demam, menggigil dan penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Infeksi ini biasanya terjadi kira-kira 2 minggu setelah melahirkan yang disebabkan adanya bakteri yang hidup di pemukaan payudara. Kelelahan, stres, dan pakaian ketat dapat menyebabkan penyumbatan saluran air susu dan payudara yang sedang nyeri, jika tidak segera diobati bisa terjadi abses.

2.2 Penyebab
            Penyebab mastitis antara lain :
1.      Kuman/bakteri staphilococus aureus dan hemilitic streptococcus
2.      Tehnik menyusui yang tidak benar
3.      Penggunaan sabun pada puting susu/perawatan
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

2.4  Etiologi
Mastitis dapat disebabkan karena keradangan biasa atau oleh agen infeksi seperti bakteri dan jamur. Bakteri yang dapat menimbulkan mastitis antara alain adalah :
1.   Staphylococcus aureus. 
Merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan mastitis. Dapat menyebabkan mastitis subklinis maupun klinis. Memiliki protein A pada membrannya sebagai faktor virulensi, yang bersifat antifagositik dengan cara berikatan dengan bagian dari IgG untuk mengacaukan opsonisasi. Selain itu, polisakarida yang ada di kapsulanya juga bersifat antifagositik. Staphylococcus  menghasilkan produk ekstraseluler seperti katalase, koagulase, staphylokinase, lipase, dan hyaluronidase. Semuanya berperan untuk menembus membran mukosa, kecuali katalase. Katalase digunakan untuk mengubah oksigen peroksida menjadi oksigen dan air. Selain itu, lipase juga berfungsi untuk melindungi bakteri ini dari asam lemak bakterisisdal pada saluran mammae. Bentukan akut dari Staphylococcus adalah beberapa kebengkakan dan sekresi purulent dan fibrosis. 
2.      Puerperal Mastitis
Disebabkan karena adanya sumbatan pada ductus payudara oleh bakteri Staphilococcus aureus yang masuk melalui puting payudara ataupun sobekan/ luka pada payudara. Puerparal mastitis ini biasanya menyerang wanita pasca bersalin hingga 3 bulan selama masa menyusui
3.      Non-Puerparal Mastitis
Dalam banyak kasus, Non-Puerperal Mastitis tidak disebabkan oleh inflamasi bakteri, namun dapat disebabkan oleh Hyperprolactinemia, kasus hormon tiroid, merokok, adanya nanah dalam payudara, diabetes dan pengaruh beberapa faktor pengobatan. Dalam keadaan ini, terjadinya resiko perulangan penyakit, abses dan infeksi lanjutan lebih besar daripada puerperal mastitis
Ø  Faktor Predisposisi
a.    Umur
Sebuah studi retrospektif menunjukan bahwa wanita berumur 21- 35 tahun lebih sering terkena mastitis
b.  Paritas.
Primipara mempunyai faktor resiko lebih besar.
c.    Serangan sebelumnya.
Pada beberapa studi,terdapat bukti bahwa serangan mastitis cenderung berulang
d.   Melahirkan. Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis.
e.    Gizi.Antioksidan dari Vit.E,Vit A, dan selenium diketahui mengurangi resiko mastitis.
f.     Faktor kekebalan dalam ASI
Faktor kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara.

2.5  Gejala
Gejalanya berupa:
1.      nyeri payudara
2.      benjolan pada payudara
3.      pembengkakan salah satu payudara
4.      jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
5.      gatal-gatal
6.      pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena
7.      demam dan menggigil

Perbedaan Tanda dan Gejala

Bendungan ASI
Mastitis
Abses Payudara
·         Nyeri payudara dan tegang, kadang payudara mengeras dan membesar.
·         Biasanya terjadi antara hari 3-5 pasca persalinan.
·         Biasanya bilateral muncul bertahap menyebabkan demam dan tidak berhubungan dengan gejala sistemik.
·         Payudara biasanya hangat saat disentuh
·         Nyeri payudara
·         Benjolan pada payudara
·         Pembengkakan pada salah satu payudara
·         Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
·         Gatal-gatal 
·         Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama
·         Nyeri payudara
·         Benjolan pada    payudara
·         Jaringan payudara membengkak dan teraba hangat.
·         Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)




2.7  Pengobatan                                                                                
 1.      Payudara dikompres dengan air hangat
  1. Untuk mengurangi rasa sakit dan demam dapat diberikan pengobatan analgetika-antipiretik. (asetaminofen, ibuprofen (Thylenol))
  2. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
  3. Pompa pada payudara untuk mengosongkan payudara
  4. Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
  5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya serta menggunakan BH yang dapat menopang payudara
  6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
  7. Jika ibu demam tinggi (> 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
  8. Pada abses di tangani dengan pembedahan untuk mengeluarkan abses. Jika terjadi abses, bawa penderita ke Rumah Sakit untuk mendapatkan antibiotik intravena, aspirasi atau insisi. Setiap cairan aspirasi dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan, dapat pula dilakukan drainase
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai berikut :
1.      Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
2.       Sangga payudara
3.      Kompres dingin
4.      Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5.      Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan

Komplikasi infeksi payudara
Jika infeksi payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan pengaliran/mengeluarkan cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses


2.8 Pencegahan
Sikap bidan untuk dapat meningkatkan usaha preventif dan promotif dalam mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
1.      Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
2.      Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
3.     Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu
4.      Minum banyak cairan
5.      Menjaga kebersihan puting susu
6.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.























BAB III
PENDOKUMENTASIAN

HASIL  ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE PATOLOGI PADA
NY.”B” P1 A0 POST PARTUM MINGGU 1 DENGAN MASTITIS
DI BLUD RS BENYAMIN GULUH RUANG NIFAS
TANGGAL 28 DESEMBER 2013


No. Reg                  :
Tgl. Masuk RS       : 22 februari 2014  jam 10.00 Wita
Tgl. Bersalin           : 22 februari 2014  jam 16.00 Wita
Tgl. Pengkajian      :  28 februari 2014  jam 10. 00 Wita
Identitas Ibu/Suami
Nama                  :   Ny.”B” / Tn.”S”
Umur                   :   26 Tahun / 29 Tahun
Nikah                   :   1 Kali  + 1 Tahun
Suku                    :   bugis / tolaki
Agama                :   islam / islsm
Pendidikan          :   SMA / SMA
Pekerjaan            :   IRT / wiraswasta
Alamat                 :   Dawi – dawi kec pomalaa
SUBJEKTIF (S)                 
1.    Ibu melahirkan tanggal 22 desember 2013 , jam 10.00 wita.
2.    Ibu mengeluh nyeri pada payudara hari ketujuh
3.    Ibu merasa demam dan menggigil
4.    Ibu mengatakan payudaranya membengkak
5.    Ibu mengatakan asinya tidak keluar


OBJEKTIF (O)
1.       TTV : TD : 90/70 mmHg                               P : 20 x/menit
 N   : 80 x/menit                                  S : 37 0C
2.       Tampak adanya pembengkakan dan kemerah-merahan pada payudara ibu
3.       Ekspresi wajah ibu meringis karena nyeri yang dirasakan pada payudaranya
4.       Tidak ada pengeluaran asi
5.       Palpasi : ibu merasakan nyeri bila payudaranya disentuh/tekan
6.       Bayi tidak menyusui karena payudara terasa nyeri

ASSESMENT
Ny. “B” umur 26 tahun PIA0 Dalam masa nifas hari ke tujuh dengan infeksi payudara mastitis

PLANNING
1.    menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu bahwa ada pembengkakan pada payudara dan terasa nyeri yang merupakan tanda infeksi pada payudara
hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa gelisah
2.    menjelaskan pada ibu supaya ibu segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk infeksi payudara yang diderita yaitu :
a.    payudara dikompres dengan air hangat
b.    untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika
c.    untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika
hasil :penanganan telah dilakukan dan ibu mengerti apa yang disampaikan bidan
3.    memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan payudara,yaitu dengan memberikan payudara dulu sebelum meyusui,membantu ibu tentang teknik menyusui yang benar dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara,mendorong untuk sering menyusui,sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan,bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan pompa,samapai menyusui dapat dimulai lagi
hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
4.    memberikan KIE kepada ibu supaya bayi mulai menyusui dari payudara yang mengalami peradangan dan selalu menyusui bayinya
hasil :ibu mengerti dan akan menyusui bayinya
5.    memberikan konseling suportif pada ibu tentang mastitis
mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penganan yang efektif dan mengendalikan nyeri.wanita membutuhkan dukungan emosional, ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui, yang aman untu diteruskan: bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak merasa takut lagi menyusui bayinya.
6.    Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang sudah baik dilakukan dengan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu karbohidrat (nasi,kentang roti) protein (tahu,tempe, daging, ikan ,telur) vitamin( sayur dan buah)dan memperbanyak komsumsi makanan yang mengandung protein untuk mempercepat penyubahan luka.
hasil : ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang sehat dan seimbang terutama komsumsi protein.
7.    Menjelaskan kepada ibu untuk tetap mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak terlalu lelah agar produksi ASI tidak mengganggu dan tidak cepat lelah
hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya
8.    Bidan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan menganjurkan pada ibu untuk membersihkan alat genetali dengan sabun sesudah BAK ataupun BAB dari arah atas menuju anus.
Hasil : ibu mengerti penjelasan bidan dan mau megikuti anjuran yang diberikan oleh bidan







BAB IV
PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Mastitis adalah suatu peradangan pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara), yang disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Dan biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi. Dengan gejala sakit pada payudara ibu tampak lebih parah, payudara lebih mengkilap dan berwarna merah, benjolan terasa lunak karena berisi nanah.

3.2     Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus tahu dan mampu mengatasi mastitis.Sehingga presenstase wanita yang mempunyai resiko untuk menderita mastitis dapat ditangani dengan semaksimal mungkin dan secepat mungkin .











DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,sarwono.ilmukandungan.binapustakasarwonoprawiroharjojakarta,2011.
Proverawati,atikah,SKM,MPH. kapita selekta ASI dan menyusui. nuha medika,jln ringroad selatan,bantul.agustus 2010
Maryunani,anik,ns,S.kep,ETN. Asuhan pada ibu dalam masa nifas(postpartum).trans info media,jakarta.2009
Rosita,syarifah.asi untuk kecerdasan bayi.ayyanamagunnegaran-yogyakarta.2008
Dr,nugroho taupan.obstetri.nuha medika.jln ringroad selatan,yogyakarta.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar