by aynunadhyl
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Infeksi Payudara” dengan lancar.
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan serta menambah
wawasan tentang masalah pada ibu nifas dengan infeksi payudara , dimulai dari
pengenalan definisi, gejala, penyebab, factor resiko, dan
penatalaksanaannya.Penulisan makalah ini di dasarkan pada data sekunder dari beberapa informasi baik dari buku maupun
internet yang membahas tentang ibu dengan infeksi payudara.
Saya
berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat
manambah wawasan kita mengenai lebih dalam tentang nifas dengan infeksi
payudara. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini..
Kolaka , 6 Maret
2014
Nur ainun asmawati syam
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………...2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Definisi……………………………………………………………………..3
2.2
Penyebab…………………………………………………………………...4
2.3
Etiologi………………………………………………………………..........5
2.4
Gejala-Gejala……………………………………………………………….7
2.5
Penatalaksanaan…………………………………………………………….8
2.6
Pencegahan………………………………………………………………....9
BAB III
PENDOKUMENTASIAN (SOAP)
BAB IV PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………...10
3.2
Saran……………………………………………………………………….10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mastitis adalah infeksi pada
payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi
pada minggu 1-5 setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak
segera diatasi.
Kegagalan dalam proses menyusui
sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu
maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham akan masalah itu,
kegagalan menyusui sering dianggap problem pada anak saja. Masalah dari ibu
yang sering timbul selama menyusui dapat dimulai sejak masa kehamilan, pada
masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Mastitis ditandai
dengan nyeri pada payudara kemerahan area payudara yang
membengkak,demam,menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi stafilokokus
aureus.
Dalam masa nifas dapat terjadi
infeksi dan peradangan pada mamma .Infeksi terjadi melalui luka pada putting
susu,tetapi juga melalui peredaran darah.Penyakit yang menyerang payudara
ternyata tidak hanya kanker saja ,ada penyakit lain yang tak kalah
berbahayanya.Yaitu mastitis atau biasa disebut dengan radang payudara.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Apa
pengertian infeksi payudara ?
b. Apa saja
penyebab infeksi payudara ?
c.
Apa saja gejala-gejala
infeksi payudara ?\
d.
Bagaimana
penatalaksanaan infeksi payudara ?
e.
Cara
pencegahan infeksi payudara ?
1.3 Tujuan
a.
Untuk
mengatahui pengertian infeksi payudara
b.
Untuk
mengetahui Apa saja penyebab infeksi payudara
c.
Untuk
mengetahui Apa saja gejala-gejala infeksi payudara
d.
Untuk
mengetahui Bagaimana penatalaksanaan infeksi payudara
e.
Untuk
mengetahui Cara pencegahan infeksi payudara
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Dalam masa nifas dapat terjadi
infeksi dan peradangan(Mastitis) pada mammae, Infeksi terjadi melalui luka pada
putting susu, tetapi juga melalui peredarahan darah. Penyakit yang menyerang
payudara ternyata tidak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang
tidak kalah berbahayanya. Yaitu mastitis atau biasa juga disebut dengan radang
payudara.
Mastitis ini biasanya diderita oleh
ibu yang baru melahirkan dan menyusui. Radang ini terjadi karena ibu tidak
menyusui atau puting payudaranya lecet karena menyusui. Kondisi ini bisa
terjadi pada satu atu kedua payudara sekaligus.
Mastitis merupakan peradangan
payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya
menyertai laktasi sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis
puerperalis.
Mastitis adalah infeksi pada
payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum terjadi
pada minggu 1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Infeksi terjadi
melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah.
Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudara yang
membengkak, demam, menggigil dan penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan.
Terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Infeksi ini biasanya terjadi
kira-kira 2 minggu setelah melahirkan yang disebabkan adanya bakteri yang hidup
di pemukaan payudara. Kelelahan, stres, dan pakaian ketat dapat menyebabkan
penyumbatan saluran air susu dan payudara yang sedang nyeri, jika tidak segera
diobati bisa terjadi abses.
2.2 Penyebab
Penyebab mastitis antara lain :
1. Kuman/bakteri
staphilococus aureus dan hemilitic streptococcus
2. Tehnik
menyusui yang tidak benar
3. Penggunaan
sabun pada puting susu/perawatan
Infeksi payudara biasanya disebabkan
oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus
aureus).Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran
air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).
Mastitis biasanya terjadi pada
wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah
melahirkan.Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
2.4 Etiologi
Mastitis dapat disebabkan karena
keradangan biasa atau oleh agen infeksi seperti bakteri dan jamur. Bakteri yang
dapat menimbulkan mastitis antara alain adalah :
1. Staphylococcus aureus.
Merupakan
bakteri utama yang paling sering menyebabkan mastitis. Dapat menyebabkan
mastitis subklinis maupun klinis. Memiliki protein A pada membrannya sebagai
faktor virulensi, yang bersifat antifagositik dengan cara berikatan dengan
bagian dari IgG untuk mengacaukan opsonisasi. Selain itu, polisakarida yang ada
di kapsulanya juga bersifat antifagositik. Staphylococcus menghasilkan
produk ekstraseluler seperti katalase, koagulase, staphylokinase, lipase, dan
hyaluronidase. Semuanya berperan untuk menembus membran mukosa, kecuali
katalase. Katalase digunakan untuk mengubah oksigen peroksida menjadi oksigen
dan air. Selain itu, lipase juga berfungsi untuk melindungi bakteri ini dari
asam lemak bakterisisdal pada saluran mammae. Bentukan akut
dari Staphylococcus adalah beberapa kebengkakan dan sekresi purulent dan
fibrosis.
2. Puerperal
Mastitis
Disebabkan karena adanya sumbatan
pada ductus payudara oleh bakteri Staphilococcus aureus yang masuk melalui
puting payudara ataupun sobekan/ luka pada payudara. Puerparal mastitis ini
biasanya menyerang wanita pasca bersalin hingga 3 bulan selama masa menyusui
3. Non-Puerparal
Mastitis
Dalam banyak kasus, Non-Puerperal
Mastitis tidak disebabkan oleh inflamasi bakteri, namun dapat disebabkan oleh
Hyperprolactinemia, kasus hormon tiroid, merokok, adanya nanah dalam payudara,
diabetes dan pengaruh beberapa faktor pengobatan. Dalam keadaan ini, terjadinya
resiko perulangan penyakit, abses dan infeksi lanjutan lebih besar daripada
puerperal mastitis
Ø Faktor Predisposisi
a.
Umur
Sebuah studi
retrospektif menunjukan bahwa wanita berumur 21- 35 tahun lebih sering terkena
mastitis
b. Paritas.
Primipara mempunyai faktor resiko lebih besar.
Primipara mempunyai faktor resiko lebih besar.
c.
Serangan
sebelumnya.
Pada beberapa studi,terdapat bukti bahwa serangan mastitis cenderung
berulang
d.
Melahirkan.
Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis.
e.
Gizi.Antioksidan
dari Vit.E,Vit A, dan selenium diketahui mengurangi resiko mastitis.
f.
Faktor kekebalan dalam ASI
Faktor
kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara.
2.5 Gejala
Gejalanya berupa:
1. nyeri payudara
2. benjolan
pada payudara
3. pembengkakan
salah satu payudara
4. jaringan
payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
5. gatal-gatal
6.
pembesaran
kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena
7. demam dan
menggigil
Perbedaan Tanda dan Gejala
Bendungan ASI
|
Mastitis
|
Abses Payudara
|
·
Nyeri
payudara dan tegang, kadang payudara mengeras dan membesar.
·
Biasanya
bilateral muncul bertahap menyebabkan demam dan tidak berhubungan dengan
gejala sistemik.
·
Payudara
biasanya hangat saat disentuh
|
·
Nyeri
payudara
·
Benjolan
pada payudara
·
Pembengkakan
pada salah satu payudara
·
Jaringan
payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat
·
Gatal-gatal
·
Pembesaran
kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama
|
·
Nyeri
payudara
·
Benjolan
pada payudara
·
Jaringan
payudara membengkak dan teraba hangat.
·
Nipple
discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
|
2.7 Pengobatan
1. Payudara
dikompres dengan air hangat
- Untuk mengurangi rasa sakit dan demam dapat diberikan pengobatan analgetika-antipiretik. (asetaminofen, ibuprofen (Thylenol))
- Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
- Pompa pada payudara untuk mengosongkan payudara
- Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
- Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya serta menggunakan BH yang dapat menopang payudara
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
- Jika ibu demam tinggi (> 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
- Pada abses di tangani dengan pembedahan untuk mengeluarkan abses. Jika terjadi abses, bawa penderita ke Rumah Sakit untuk mendapatkan antibiotik intravena, aspirasi atau insisi. Setiap cairan aspirasi dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan, dapat pula dilakukan drainase
Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan
diberikan pengobatan sebagai berikut :
1.
Berikan
kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
2.
Sangga
payudara
3.
Kompres
dingin
4.
Bila
diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
5.
Ikuti
perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Komplikasi infeksi payudara
Jika infeksi
payudara sangat berat maka kemungkinan dapat terjadi abses. Jika telah terjadi
abses maka pengobatannya adalah dengan melakukan drainase yaitu pembersihan dan
pengaliran/mengeluarkan cairan dan nanah pada payudara yang mengalami abses
2.8
Pencegahan
Sikap bidan untuk dapat meningkatkan
usaha preventif dan promotif dalam mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan
beberapa tindakan berikut:
1. Menyusui
secara bergantian payudara kiri dan kanan
2.
Untuk mencegah
pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
3. Gunakan
teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting
susu
4. Minum banyak
cairan
5. Menjaga
kebersihan puting susu
6. Mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyusui.
BAB III
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN
KEBIDANAN POST NATAL CARE PATOLOGI PADA
NY.”B” P1 A0 POST PARTUM MINGGU 1
DENGAN MASTITIS
DI BLUD RS
BENYAMIN GULUH RUANG NIFAS
TANGGAL 28 DESEMBER 2013
No. Reg :
Tgl. Masuk RS : 22 februari 2014 jam 10.00 Wita
Tgl. Bersalin : 22 februari 2014 jam 16.00
Wita
Tgl. Pengkajian : 28 februari 2014 jam 10. 00 Wita
Identitas Ibu/Suami
Nama : Ny.”B” / Tn.”S”
Umur : 26 Tahun / 29 Tahun
Nikah : 1 Kali + 1 Tahun
Suku : bugis / tolaki
Agama : islam / islsm
Pendidikan : SMA
/ SMA
Pekerjaan : IRT
/ wiraswasta
Alamat : Dawi – dawi kec pomalaa
SUBJEKTIF (S)
1.
Ibu melahirkan tanggal 22 desember
2013 , jam 10.00 wita.
2.
Ibu mengeluh nyeri pada payudara hari ketujuh
3.
Ibu merasa demam
dan menggigil
4.
Ibu
mengatakan payudaranya membengkak
5.
Ibu
mengatakan asinya tidak keluar
OBJEKTIF
(O)
1.
TTV : TD : 90/70 mmHg P
: 20 x/menit
N : 80
x/menit S
: 37 0C
2.
Tampak
adanya pembengkakan dan kemerah-merahan pada payudara ibu
3.
Ekspresi wajah
ibu meringis karena nyeri yang dirasakan pada payudaranya
4.
Tidak
ada pengeluaran asi
5.
Palpasi
: ibu merasakan nyeri bila payudaranya disentuh/tekan
6.
Bayi
tidak menyusui karena payudara terasa nyeri
ASSESMENT
Ny. “B” umur 26 tahun
PIA0 Dalam masa nifas hari ke tujuh dengan infeksi payudara mastitis
PLANNING
1. menjelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu bahwa ada pembengkakan pada
payudara dan terasa nyeri yang merupakan tanda infeksi pada payudara
hasil
: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa gelisah
2. menjelaskan
pada ibu supaya ibu segera mendapatkan penanganan yang tepat untuk infeksi
payudara yang diderita yaitu :
a.
payudara dikompres dengan air hangat
b.
untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan
pengobatan analgetika
c.
untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika
hasil
:penanganan telah dilakukan dan ibu mengerti apa yang disampaikan bidan
3. memberikan
KIE kepada ibu tentang perawatan payudara,yaitu dengan memberikan payudara dulu
sebelum meyusui,membantu ibu tentang teknik menyusui yang benar dengan membantu
ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara,mendorong untuk sering
menyusui,sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan,bila perlu
peras ASI dengan tangan atau dengan pompa,samapai menyusui dapat dimulai lagi
hasil
: ibu mengerti dan akan melakukannya
4. memberikan
KIE kepada ibu supaya bayi mulai menyusui dari payudara yang mengalami
peradangan dan selalu menyusui bayinya
hasil
:ibu mengerti dan akan menyusui bayinya
5. memberikan
konseling suportif pada ibu tentang mastitis
mastitis
merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustasi, dan membuat banyak
wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penganan yang efektif dan
mengendalikan nyeri.wanita membutuhkan dukungan emosional, ibu harus diyakinkan
kembali tentang nilai menyusui, yang aman untu diteruskan: bahwa ASI dari
payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya
akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
hasil
: ibu mengerti penjelasan bidan dan tidak merasa takut lagi menyusui bayinya.
6. Menjelaskan
pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang sudah baik
dilakukan dengan mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang yaitu
karbohidrat (nasi,kentang roti) protein (tahu,tempe, daging, ikan ,telur)
vitamin( sayur dan buah)dan memperbanyak komsumsi makanan yang mengandung
protein untuk mempercepat penyubahan luka.
hasil
: ibu bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi yang sehat dan seimbang
terutama komsumsi protein.
7. Menjelaskan
kepada ibu untuk tetap mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak terlalu lelah
agar produksi ASI tidak mengganggu dan tidak cepat lelah
hasil
: ibu mengerti dan akan melakukannya
8. Bidan
menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dan menganjurkan pada ibu
untuk membersihkan alat genetali dengan sabun sesudah BAK ataupun BAB dari arah
atas menuju anus.
Hasil
: ibu mengerti penjelasan bidan dan mau megikuti anjuran yang diberikan oleh bidan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mastitis adalah suatu peradangan
pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa
terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara), yang disebabkan
oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus
aureus). Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran
air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Dan
biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami
mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.Abses payudara berbeda
dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan
baik, sehingga memperberat infeksi. Dengan gejala sakit pada payudara ibu
tampak lebih parah, payudara lebih mengkilap dan berwarna merah, benjolan
terasa lunak karena berisi nanah.
3.2
Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus tahu dan mampu mengatasi
mastitis.Sehingga presenstase wanita yang mempunyai resiko untuk menderita
mastitis dapat ditangani dengan semaksimal mungkin dan secepat mungkin .
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,sarwono.ilmukandungan.binapustakasarwonoprawiroharjojakarta,2011.
Proverawati,atikah,SKM,MPH. kapita selekta ASI dan
menyusui. nuha medika,jln ringroad selatan,bantul.agustus 2010
Maryunani,anik,ns,S.kep,ETN. Asuhan pada ibu dalam masa nifas(postpartum).trans
info media,jakarta.2009
Rosita,syarifah.asi untuk kecerdasan
bayi.ayyanamagunnegaran-yogyakarta.2008
Dr,nugroho taupan.obstetri.nuha medika.jln ringroad
selatan,yogyakarta.2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar